Upacara Rejeban pada setiap tahun nya sering dilakukan berpusat pada bekas padepokan puramanik yang letaknya berada di Lereng Gunung Kelir , tepatnya di bawah pohon gondangho. Masyarakat daerah setempat sering mengenalnya dengan Gondangho yang letaknya di dusun gunung kelir , Desa Jatimulyo , Kulon Progo , Yogyakarta. Kemudian untuk waktu pelaksanaan upacara rejeban dilaksanakan pada bulan jawa Rajab dengan pemilihan hari Selasa Kliwon ataupun Jumat Kliwon. Untuk Puncak Acara Rejeban biasanya dilakukan pada tengah hari pukul 11.00 WIB.
Tradisi Adat Reban Jatimulyo diselenggarakan dengan tujuan ungkapan rasa syukur dan terimakasih masyarakat jatimulyo kepada tuhan yang maha esa atas segala kelimpahan rahmat , keselamatan , keamanan , kesejahteraan , ketentraman dan keberhasilan dalam hasil lahan pertanian. Untuk mengawali seluruh rangkaian Upacara Rejeban , warga setempat akan melakukan Sesaji malam jumat kliwon atau selasa kliwon dengan tujuan kegiatan ini berjalan dengan lancar, selain itu mereka warga 7 desa gunung kelir juga mengadakan tirakatan yang diselenggarakan dirumah keluarga kertikromo.
Macam macam sesaji yang terdapat dalam rangkaian acara antara lain Panggang Ayam , Tumpeng pitu , Golong Sajodho , Jenang Moncowarno , Sekar Telon , wedhus kendhit , dan kupat lepet. Pelaksanaan upacara rejeban akan dimulai setelah seluruh sesaji yang ada siap , kemudian mereka akan meletakkan dalam jolen , wedhus kendhit dan sarana pendukung lain nya. Dalam melakukan arak menuju tempat upacara gondangho , setidaknya terdapat beberapa kesenian rakyat seperti Jathilan , Angguk , Dolalak yang meramaikan kegiatan ini.
Sesampainya ditempat upacara Gondangho dalam persyaratan upacara adat , arak arakan wajib mengitari sebanyak tiga kali setelah itu sesaji akan dibawa masuk menuju lokasi upacara yang telah dipersiapkan. inti dalam upacara Rejeban adalah penyembelihan wedus kendhit dengan tempat dibawah pohon gondangho. Setelah melakukan penyembelihan kepala , kaki dan ekor nya akan di kubur di lokasi yang telah ditentukan. Sedangkan pada bagian tubuh nya akan di masak warga setempat. Nantinya daging ini akan dibagikan kepada seluruh warga dengan tujuan ngalap berkah.
Penanaman kepala , kaki dan ekor yang dilakukan warga tersebut sebagai bentuk tolak bala (pasang sesaji) yang ditujukan kepada pepunden desa. Masyarakat setempat mempercayai dengan melakukan pemasangan tolak bala akan menjauhkan dari segala rintangan dan bencana. Puncak acara dalam kegiatan Upacara Rejeban masyarakat akan melakukan doa bersama dan makan bersama dengan harapan mendapatkan keberkahan dari tuhan. Upacara sesaji selesai akan dilanjutkan berbagai pergelaran aksi kesenian daerah.
Kamu bisa belajar mengenai beragam budaya yang ada di jawa tengah dengan memilih jurusan Pariwisata atau dapat memilih jurusan yang sesuai dengan minat bakat di Kampus terbaik di semarang
Untuk informasi Mengenai Budaya yang lainnya bisa di Cek di https://budaya.blog.unisbank.ac.id/