Upacara Grebeg Ngenep merupakan salah satu tradisi adat yang dilakukan dengan tujuan sebagai bentuk Rasa Syukur kepada tuhan yang maha esa. Kegiatan ini biasanya diadakan di Desa Ngenep yang lokasinya berada di sebelah selatan Wonosari , jika dari arah Kabupaten Gunung Kidul hanya berjarak sekitar 15 km. Pada wilayah Desa tersebut sebagian besar masyarakatnya mendapatkan penghasilan dari hasil lahan pertanian yang subur , setidaknya terdapat 6 dusun yang ada di sana antara lain Dusun Mojo , Kauman , Nogosari , Sembuku , Pomahan dan Karang Tengah. Sekarang ini Desa Ngenep sudah tidak ada karena ada pemekaran wilayah.
Penduduk Setempat dalam mencari penghasilan dan kebutuhan rumah tangga sangat bergantung pada hasil dari tegalan dan pekarangan. Mereka mempercayai bahwa dengan mengadakan upacara adat Grebeg Ngenep , hasil berkah bumi dari lahan pertanian akan memberikan banyak panen. Menurut Cerita yang ada menjelaskan bahwa Grebeg Ngenep memiliki keterkaitan dengan upacara grebeg yang ada di Keraton Surakarta. Sebutan Grebeg sendiri asal mulanya sudah dari Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Namun Desa yang menyelenggarakan kegiatan ini hanya dapat dijumpai di Dadapayu dan Ngenep. Oleh sebab itu masyarakat menyebutnya sebagai Upacara Grebeg Ngenep.
Kisah terjadinya upacara adat ini bermula ketika Ki Mentrotuno memiliki keahlian mengatasi banjir yang terjadi di sungai Kedung Lumbu yang lokasinya berada di Keraton Kertasura , kemudian ia diperbolehkan untuk mengadakan upacara Grebeg di Desa Ngenep. Penyelenggaraan Upacara Grebeg Ngenep setiap tahun nya diselenggarakan pada hari Jumat Wage ( Sesudah bulan maulud). Dalam tradisi akan terpusatkan pada tokoh Ki Mentokuasa yang merupakan mitos ” Pengayom dan Kesejahteraan” warga desa setempat. Pada dasarnya kegiatan ini bertujuan pada bentuk rasa syukur dan memule. Karena hasil pertanian desa setempat berhasil dengan baik.
Upacara Grebeg Ngenep yang mengadopsi gaya keraton surakarta ini memiliki makna arti sebagai menyatunya raja dengan rakyatnya , untuk penghormatan cikal bakal desa Ki Mentokuasa , Legitimasi Desa Ngenep terhadap raja , Keberkahan hasil panen yang melimpah. Biasanya kegiatan ini akan dimulai dengan merapikan pagar rumah , kemudian melakukan pembersihan jalan yang akan dilalui upacara grebeg. Pada hari kamis pon akan melakukan kegiatan memule wilujengan sebagai bentuk meminta berkah pangestu terhadap para leluhur. Warga setempat akan melakukan penyembelihan kambing. Setelah itu para warga akan menggotong 7 sesaji menuju ke tempat angker.
Rangkaian sesaji yang ada di Upacara Grebeg Ngenep antara lain ada Sesaji Buangan Panjang Ilang dengan beragam tumpeng kecil beserta lauk pauknya , kemudian ada Sesaji dalam loyang kayu berisi beragam kembang kemenyan , sisir pengilon , rokok suri. dan yang terakhir ada Sesaji dalam bakul nasi yang berisi sayur gulai kambing satu mangkuk. Gunungan yang telah dibuat tadi akan dibawa menuju ke Masjid Al Mutaqim , Nogosari. selain itu juga ada tumpeng memule dengan jumlah 14. pada akhir kegiatan upacara Grebeg Ngenep para warga akan melakukan kegiatan Kenduri. Pada malam harinya masyarakat setempat akan mengadakan nonton bareng wayang dengan cerita Brantayudha.
Kamu bisa belajar mengenai beragam budaya yang ada di jawa tengah dengan memilih jurusan Pariwisata atau dapat memilih jurusan yang sesuai dengan minat bakat di Kampus terbaik di semarang
Untuk informasi Mengenai Budaya yang lainnya bisa di Cek di https://budaya.blog.unisbank.ac.id/